Senin, 01 Oktober 2012

belajar dari petani


Sungguh…nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya.

         Suatu ketika, seorang wartawan mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya, yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian.
         Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia  selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga  di sekitar perkebunannya.
         Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda. Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya. Tanya sang wartawan.
         Tak tahukah anda” jawab petani itu.

         Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk.
         Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula.
         Begitu pula dengan hidup kita. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula.
         Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula.
         Sungguh…nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya.

Sabtu, 08 September 2012

Spirit & Soul

Cintailah dia, selagi sempat. Karena saat itu akan tiba, pada waktu kau tidak menduganya.
Setiap pasangan dari masing-masing ciptaanNya yang berupa makhluk hidup pasti ada ikatan "spirit and soul" satu sama lain. 
  Inspirasi pagi ini diambil dari sekelumit lembaran perjalanan hidup sepasang burung di Ukrania, dimana sang betina mengalami luka parah karena tertabrak mobil di jalan raya. 
Mari Kita simak beberapa foto berikut, dan biarkan foto tersebut "berbicara" tentang "hati" dan "cinta" diantara mereka...






Yang tersisa tinggalah kenangan. Kita pernah terbang bersama, menari dan saling mencintai.
Kini engkau telah pergi, dan sudah tenang..
Kiranya dapat menjadi sebuah hikmah bagi Kita selaku manusia agar hidup menjadi punya "rasa", punya "hati" dan makna.
Maka kita selaku manusia sudah sepantasnya dan seharusnya dapat melakukan "lebih" dari yang dilakukan burung tersebut di atas.
Cintailah dia, selagi sempat, karena saat itu akan tiba, pada waktu kau tidak menduganya.
Bila semua manusia punya "rasa", punya "hati" dan "jiwa", kiranya dunia ini terasa indah.. bagaikan di surga kelak bilamana Kita dipanggil pulang olehNya...